Tuesday, 4 March 2014

'Seminar Menangis', Cara Unik Orang Jepang Agar Jiwa Selalu Sehat


Menangis sering diartikan sebagai emosi negatif yang menggambarkan perasaan sedih dan terluka. Tapi di Jepang, menangis justru dijadikan terapi unik untuk meningkatkan kesehatan jiwa.

Di Jepang, orang-orang berkumpul dalam kelompok untuk menangis bersama-sama, yang dikenal dengan istilah 'seminar menangis'. Seminar unik ini dilakukan oleh Takashi Saga, yang menyebut dirinya sebagai 'tears sommelier'.

"Menangis tidak memiliki citra yang baik di Jepang. Orang-orang percaya bahwa Anda tidak harus menangis di depan orang lain, karena itu pertanda lemah," tutur Takashi Saga kepada CNN, seperti dikutip detikHealth dari Odditycentral, Rabu (5/3/2014).

Padahal, lanjut Saga, studi menunjukkan bahwa menangis dapat membuat kesehatan fisik dan mental menjadi lebih baik, bahkan efeknya bisa melebihi tertawa. Beberapa studi ilmiah telah membuktikan bahwa ketika seseorang menangis karena alasan emosional, air mata mengandung sejenis hormon yang dikeluarkan oleh tubuh selama stres fisik.

"Tertawa hanya dapat melepaskan stres pada saat itu, tetapi studi menunjukkan pelepasan stres dari menangis berlangsung selama seminggu," tambahnya.

Saga menyelenggarakan 'ruikatsu' atau 'seminar menangis' dua kali sebulan. Ketika orang menjadi emosional dan menangis, ia percaya bahwa beban kehidupan, ketegangan dan frustrasi bisa mencair.




Sesi dimulai dengan menceritakan kisah sedih, lalu diikuti oleh video adegan emosional dengan lagu Whitney Houston 'I Will Always Love You' diputar sebagai latar belakang. Tak lama kemudian, semua orang di ruangan akan menangis.

"Cerita tentang orang tua dan anak menyentuh emosi saya, dan saya tidak bisa berhenti menangis. Saya merilis stres saya di sini," ujar Aya Nemoto, seorang peserta 'seminar menangis'.

Tapi menangis bukan berarti harus selalu sedih. Di setiap akhir sesi, para peserta pun menunjukkan senyum lebar setelah menuangkan emosi negatif dan beban pikirannya melalui tangisan. "Ketika orang-orang menangis di sini, mereka selalu menunjukkan kepada kami senyum lebar di akhir sesi," tutup Saga.

Sumber : Merry Wahyuningsih - detikHealth

0 comments:

Post a Comment